Saturday, February 20, 2016

Narrative Teks The Legend Of Rawa Pening Nilai Moral Dan Terjemahannya.

Narrative Teks “ the Legend of Rawa Pening” mempunyai moral Value kita harus tolong menolong dengan sesame dan jangan meremehkan seorang dilihat dari fisiknya dan penampilannya. berikut ini aladalah Cerita narrative teks dari " legenda Rawa pening" dan terjemahannya.

The Legend of Rawa Pening

Once upon a time, at that spot was a piffling misfortunate man child came into a piffling village. He was really hungry together with weak. He knocked at every door together with asked for about food, only nobody cared close him. Nobody wanted to assist the piffling boy.

Pada jaman dahulu, ada seorang bocah miskin mendatangi sebuah desa. Dia sangat lapar dan lemah. Dia mengetuk pintu dan meminta makanan, akan tetapi tidak ada satu orang pun yang mempedulikan dia.tidak cite seorangpun yang ingin membantu bocah kecil tersebut.

Finally, a generous adult woman helped him. She gave him shelter together with a meal. When the man child wanted to leave, this former adult woman gave him a “lesung”, a big wooden mortar for pounding rice. She reminded him, “please remember, if at that spot is a overflowing yous must relieve yourself. Use this “lesung” equally a boat”. The “lesung” was happy together with thanked the former woman.The piffling man child continued his journey. While he was passing through the village, he saw many people gathering on the field. The man child came closer together with saw a stick stuck inwards the ground. People challenged each other to push clit out that stick. Everybody tried, only nobody succeeded. “Can I try?” asked the piffling boy. The crowd laughed mockingly. The man child wanted to endeavour his luck then he stepped frontward together with pulled out the stick. He could produce it really easily. Everybody was dumbfounded.

Akhirnya, seorang perempuan baik hati membantu dia. Dia memberina tempat dan makanan. Ketika si bocah itu akan pergi wanita tua ini memberina sebuah Lesung, sebuah tempat kayu besar untuk menumbuk padi. Dia mengingatkan bocah itu, “ ingatlah, jika ada sebuah banjir kamu harus menyelamatkan diri. Gunakan lesung ini sebagai perahu. Bocah itu sangat senag dan mengucapkan terima kasih kepada perempuan itu. Bocah kecil itu melanjutkan perjalanannya. Ketika dia melewati sebuah desa, dia melihat banyak orang berkumpul di lapangan. Bocah kecil itu mendekat dan melihat sebuah tongkat yang tertancap di tanah. Orang orang menantang setiap orang untuk menarik tongkat itu. Semua orang mencoba, akan tetapi tidak ada seorang pun yang berhasil. “ dapatkah saya mencobanya?” kata bocah kecil itu. Segerombolan orang itu tertawa menghina. Laki-laki iatu mencoba keberuntungannya dan melangkah ke depan dan menarik tongkat tersebut. Da dapat melakukannya dengan mudah. Semua orang terkejut.

Suddenly, from the hole left yesteryear stick, H2O spouted out. It did non halt until it flooded the village. And no i was saved from the H2O except the piffling man child together with the generous former adult woman who gave him shelter together with meal. As she told him, he used the “lesung” equally a boat together with picked upward the former woman. The whole hamlet became a huge lake. It is immediately known equally Rawa Pening Lake inwards Salatiga, Central Java, Indonesia.

Tiba – tiba, dari lubang bekas dari tongkat tersebut, air keluar. Dan tidak berhenti hingga membanjiri desa. Dan tidak ada seorangpun yang selamat dari air banjir tersebut kecuali bocah kecil itu dan perempuan tua yang baikhati yang memberinya sebuah tempat tinggal dan makanan. Karena dia mengatakan kepada bocah itu, Bocah itu menggunakan Lesung sebagai perahu dan menjemput orang tua tersebut. Seluruh desa berubah menjadi danau. Dan tempat itu dikenal dengan Danau Rawa Pening di Salatiga, Jawa Tengah, Republic of Indonesia

Disqus Comments