Banyuwangi adalah sebuah nama Kabupaten di Jawa Timur, nama tempat ini berasl dari Legenda setempat ada beberapa versi dari Cerita Banyuwangi. Berikut ini adalah cerita “ the Legend of Banyu Wangi”dalam bahasa inggris disertai oleh terjemahannya. sebenarnya ada beberapa Versi akan tetapi ini saya sebutkan cerita Narrative Teks “ The Legends of Banyuwangi” besarta arti dan Moral Valuenya. Moral value dari cerita tersebut adalah kita tidak boleh terbawa emosi dalam mengambil keputusan dan jangan mudah terhasut oleh omongan orang.
The Legend of Banyu Wangi
Once upon a time, inwards eastern role of Java Island, at that topographic point was a kingdom ruled yesteryear a king. The king’s refer was Prabu Menak Prakoso. One day, Prabu Menak in addition to his soldiers invaded the kingdom of Klungkung inwards Bali. The Rex of Klungkung was killed, even thus his daughter, Made Surati, in addition to his son, Agung Bagus Mantra, were able to escape in addition to shroud inwards the jungle.
Pada jaman dahulu, di bagian timur pulau jawa, ada sebuah kerajaan yang diperintahan oleh seorang Raja. Nama raja tersebut adalah Prabu Menak Prakoso. Suatu hari, Prabu Menak dan tentaranya menginfasi kerajaan Klungkung di Bali. Raja Klungkung terbunuh, akan tetapi Anak perempuannya, Made Surati dan saudara laki lakinya, Agung Bagus Mantra, dapat melarian diri dan bersembungi di hutan.
Prabu Menak Prakoso had a boy named Raden Banterang. He was such a handsome immature man. One day, Raden Banterang went to the jungle for hunting. It was inwards the jungle that Raden Banterang met Made Surati. She was in addition to then taken to Blambangan to endure his wife. Raden Banterang in addition to Made Surati enjoyed a happy life inwards the Palace.
Prabu Menak Prakoso mempunyai anak laki laki yang bernama Raden Banterang. Dia sangat tampan. Suatu hari Raden Banterang pergi ke hutan untk berburu. Ini adalah hutan dimana Raden Banterang bertemu degan Made Surati. Dia dibawa ke Blambangan untuk menjadi istrinya. Raden Banterang dan Made Surati menikmati kehidupannya di istana kerajaan.
When Raden Banterang was hunting i day, Made Surati was surprised yesteryear the arrival of a dingy beggar asking for her pity. The princess was surprised to uncovering that the beggar was her older brother, Agung Bagus Mantra. She promptly squatted in addition to embraced her brother’s legs. However, her slap-up observe of her blood brother was non good accepted. Instead, Agung Bagus Mantra asked his sis to kill Raden Banterang. But such a asking was rejected. He was real angry alongside her in addition to came upwards alongside a sly stance to slander her.
Ketika Raden Banterang sedang berburu, Made Surati sangat terkejut oleh kedatangan seorang pengemis kotor meminta belas kasihan. Putri itu terkejut menyadari bahwa pengemis itu adalah kakaknya. Agung Bagus Mantra. Dia dengan segera memegang kaki dari pengemis tersebut dan memeluk kaki kakaknya tersebut. Akan tetapi, rasa hormat kakanya tidak diterima dengan baik. Malahan, Agung Bagus Mantra meminta saudara perempuannya untuk membunh Raden Banterang. Akan tetap permintaan itu ditolak oleh Made Surati. Agung Bagus Mantra sangat marah padanya dan mempunyai ide untuk memfitnahnya.
Slowly merely surely, Agung succeeded inwards convincing Raden Banterang that his married adult woman had been involved inwards a scandal alongside approximately other man. Asking for compassion, Made Surati tried to tell the truth in addition to denied her husband’s accusation. Hearing his married adult woman explanation, the Rex became angrier in addition to angrier. As a proof of her sacred love, she asked her hubby to kill her. As her concluding request, she asked her hubby to throw her dead torso into the river. She said that if the H2O inwards the river smelled terrible, it meant that she had e'er been sinful. But if it smelled fragrant, it meant that she was innocent.
Secara pelan, Agung berhasil meyakinkan Raden Banterang bahwa istrinya telah terlibat skandal dengan laki laki lain. Sambil meminta ampun, Made Surati mencoba untuk mencoba menceritakan kebenaran dan menyangkal tuduhan suaminya. Mendengar penjelasan dari istrinya, Raja menjadi semakin marah dan marah. Sebagai bukti cinta sucinya, dia meminta suaminya untuk membunuhnya. Sebagai permintaannya, Made Surati meminta suaminya untuk melempar jasadnya ke dalam sungai. Made Surati mengatakan jika air berubah di sungai berbau tidak enak, berarti dia telah berbohong. Akan tetapi jika baunya harum, itu berarti bahwa dia tidak bersalah
Raden Banterang who was unable to command his emotions presently stabbed his kerís (dagger) into his wife’s chest. She died instantly. The dead torso of Made Surati was speedily thrown into the dingy river. Raden Banterang was shocked to meet the river all of a abrupt operate construct clean in addition to every bit clear every bit drinking glass alongside a fragrant smell. Raden Banteraflll screamed crazily in addition to regretted his deed. He walked unsteadìly in addition to brutal into the river screaming, “Banyu… Wangì… Banyuwangi!” This way “fragrant water”.
Raden Banterang yang tidak dapat mengendalikan emisinya dengan segera menusuk kerisnya kedalam dada istrinya. Dia mati secara tiba tiba. Jazad dari Made Surati dengan segera dilemparkan ke dalam air yang kotor. Raden Banterang terkejut melihat Sungai tiba tiba menjadi bersih dan sebening kaca dengan bau harum. Raden Banterang menjerit dengan gila dan menyesalinya. Dia berjalan ke dalam air sambil berteriak “ Banyu Wangi Banyu wangi” yang berarti Air yang harum .
Berikut adalah Versi ke dua dari narrative Teks Berjudul “ The Legend Of Banyu Wangi”
The Legend of Banyu Wangi
Once upon a time, at that topographic point was a Rex reigned inwards East Java named Sindureja. He had a prime number government minister named Sidapaksa. Sidapaksa had a real beautiful wife. Pada jaman dahulu, ada sebuah raja yang memerintah Jawa Timur bernama Sindureja. Dia mempunyai perdana menteri bernama Sidapaksa. SIdapaksa memiliki seorang istri yang cantik
Sidapaksa loved his married adult woman deeply. They lived inwards consummate happiness. However, Sidapaksa’s woman rear didn’t similar her immature adult woman inwards law. Each solar daytime she tried to retrieve a mode to variety Sidapaksa from his wife.
Sidapaksa sangat mencintai istrinya. Mereka berdua hidup bahagia. Akan tetpi, ibu dari Sidapaksa tdak menyukai menantunya tersebut. Setiap hari dia mencoba untk memikirkan cara untuk memisahkan Sidapeksa dan istrinya.
One day, King Sindureja asked Sidapaksa to search for a bud of a magic blossom on Mount Ijen. It was a long journey. The assignment from the Rex was thus of import in addition to urgent. Sidapaksa had to exit his meaning wife. Suatu hari, Raja Sindureja meminta Sidapaksa ntuk mencari tananan yang mempunyai bunga sakti di Gunung Ijen. Perjalan itu membutuhkan waktu yang lama. Tugas dari sang Raja sangat pentig dan mendesak. Sidapeksa harus meninggalkan istrinya yang sedang hamil
Not long afterwards, a boy was born. The baby’s nativity gave much happiness to the immature mother. Tidak lama setelah hal itu, anak laki lakinya lahir. Istri dari Sidapaksa sangat merasa senang.
However, i day, piece immature woman rear was bathing, her evil mother–in-law threw the babe into the river. Knowing that her babe had disappeared, the immature woman rear was real sad. She could neither swallow nor sleep. She became real ill.
Akan tetapi, suatu hari, ketika ibu muda itu sedang mandi, mertuanya yang jahat melempar anaknya ke dalam sungai. Mengetahui bahwa anaknya telah hilang. Ibu tersebut sangat sedih. Dia tidak dapat makan atau tidur. Dia menjadi lemah.
Two years passed in addition to Sidapaksa returned from his journey. He succeeded inwards doing his duty. Just every bit he was close to larn inwards his house, her woman rear told him that his married adult woman had thrown their babe into the river. Sidapaksa believed her mother’s story. He was also angry to utilization his mutual sense. He drew his keris in addition to approached her married adult woman who was lying weak on her bed.
Dua tahun berlalu dan Sidapaksa kembali dari petualangannya. Dia berhasil melakukan tugasnya. segera setelah dia memasuki rumah, ibunya menceritakan pada Sidapaks bahwa istrinya telah melempar anakna ke dalam sungai. Sidapaksa mempercayai cerita ibunya. Dia terlalu marah untuk menggunakan akal sehatnya. Dia mengambil keris dan mendekati istrinya yang terbaring lemah di kasur.
“Ah, Wicked woman. Tell me why you lot threw our new-born kid into the river. Tell me!” he said inwards a stone oil in addition to angry voice. “Oh my dearest husband, I am innocent. I love you, in addition to our baby. I didn’t kill our child. If you lot don’t believe me, deport me to the river. I volition seek out that I didn’t produce it” replied his married adult woman calmly.
“Sungguh ibu yang jahat. Katakana padaku kenapa kamu melempar bayi yang baru lahir kedalam sungai. Katakan padaku” katanya dalam null yang kasar dan suara marah. “ oh suamiku tercinta, saya tidak bersalah. Saya mencintai kamu dan anak kita. Saya tdak membunuh anak kita. Jika kamu tidak mempercayainya, bawalah aku ke sungai. Saya akan membuktikan bahwa saya tidak melakukannya” jawab istrinya dengan tenang.
Sidapaksa took her married adult woman to the border of the river. Suddenly, his married adult woman leaped upwards in addition to threw herself into the river.“Oh my God! How volition I know who killed my child?” moaned Sidupaksa.
Sidapaksa membawa istrinya ke tepian sungai. Tiba tiba, istrinya melompat ke dalam sungai. “ OH Tuhan! Bagaimana saya akan tahu siapa yang membunuh anak ku ?” teriak Sidupaksa
Then he looked downwards the water. Suddenly, 2 pure white blossom buds appeared, i longer in addition to taller than the other. Influenza A virus subtype H5N1 sugariness fragrance came from them.
Kemudian dia menatap ke bawah memandang sungai. Tiba tiba, dua buah bunga putih bersih muncul, salah satu lebih panjang dari satunya. Sebuah bau harum datang dari bunga tersebut
“Sidapaksa, come upwards in addition to direct maintain a await here! Beside me is our child. He himself volition tell you lot who drowned him,” the taller i spoke.
“ Sidapaksa, datang dan melihatnya! Disampingku adalah anak kita. Dia sendiri akan menceritakan siapa yang menenggelamkanku,” kata yang lebih panjang.
“Father, my woman rear is innocent. Grandmother threw me into the river. Now I am happy because my honey woman rear has come upwards alongside me,” The smaller i spoke. Then, the 2 flowers vanished into the water. They left their fragrance behind.
“ Ayah, ibuku tidka bersalah. Nenek lah yang melempar saya ke dalam sungai. Sekarang saya senang karena ibu tercinta disamping saya. Kemudian dua buah bunga tersebut menghilang dalam sungai. Mereka meninggalkan bau harum dibelakangnya.
Since then, people telephone phone the urban essence on its banks of the river Banyuwangi.Banyu way H2O in addition to wangi way fragrant.
sejak saat itu,orang orang menyebut kota di tepian sungai tu sebagai sugan Banyuwang. Banyu berarti air dan wangi berarti harum.